MESIN WAKTU
" Mengenalmu
bagaikan membaca sebuah buku tebal tak pernah habis kubaca, begitu juga saat
aku mulai mengenalmu, mendekati dan akhirnya mencintaimu "
Dan ternyata rasa ini
bukan tentang bagaimana kita berlari sekencang angin untuk meraih tujuan pada
titik yang ingin diraIh pertemuanku, tapi bagaimana aku dan kamu bisa menikmati
ditiap detik tikungan, tanjakan, naik turun bahkan pasang surutnya kehidupan.
Seperti mesin waktu, aku
selalu saja ingin berpindah tempat dan beranjak agar ruangku tak penuh sesak.
Meski selalu sempat aku jengah.
Sendiriku bukan berlari,
atau bahkan menghindar
Sendiriku selalu
berselimutkan doa-doa kepada semesta dan menyelipkan namamu diantara puja-puja
terbaik.
Dan tak akan pernah ku
beritakan, karena tak akan pernah habis doa ini untukmu.
Aku memangkas waktu
Aku mengejar waktu
Oh Tuhan
Kesendirian ini
memanggil memori, dan kembali aku memutar lagu-lagu kenangan mengingat sepanjang jalan yang pernah aku dan kamu tempuh.
Sampai terkadang sempat
kamu membuat aku menangis, pada titik rindu yang sering tak terjemah.
Karena jarakmu
Karena waktumu terlalu
disekat didinding yang tebal,
Kekonyolanku adala aku
terlalu cemburu dan terkadang melakukan hal bodoh.
Dan sungguh aku
mencintaimu ketika akhirnya akupun sadar kita sama-sama mencintai kata-kata,
aksara-aksara untuk saling membagi cerita.
Seketik doa itu menyebut
namamu, yakinlah ini RINDU YANG PALING HEBAT.
~Petruk Gandrung II
~Petruk Gandrung II
oh gt?
BalasHapus"fit tingali blog abi"
BalasHapus